LISTRIK OTOMOTIF

ACCU CEPAT NGEDROP

Aki cepet ngedrop disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah sbb:

1. System pengisian tidak normal
2. Sel-sel aki sudah jelek
3. Untuk aki basah, air aki sudah jelek
4. Pemakaian arus listrik berlebihan
5. Ada kebocoran arus listrik / konsleting

Berikut ini adalah cara pengecekannya;

1. System pengisian tidak normal

Biasanya hal ini bisa di periksa dengan mengecek tegangan yang masuk ke battery menggunakan voltmeter alias AVOmeter, dengan cara colokkan kabel positif AVO ke kabel merah atau kutub (+) positif aki dan kabel negatif AVO ke kabel hijau atau ground alias kutub (-) negatif Aki, normalnya pada kondisi mesin mati tegannya minimal 12 volt, kemudian pada saat motor menyala dan gas ditarik pada AVOmeter akan bergerak naik menjadi 13 volt lebih dan maksimal 15volt. apabila pada saat motor di gas tidak mengalami kenaikan alias malah turun atau justru diatas 15volt, maka ada kerusakan pada system pengisian, jadi harus di periksa lebih lanjut.

2. Sel-sel Aki sudah jelek

Untuk aki basah mendeteksi sel aki jelek biasanya nampak banyaknya endapan kotoran dari sel aki di dlm aki itu sendiri, sedangkan utk aki kering tidak bisa diketahui karena terbungkus rapat dan tertutup di dalam aki. kerusakan sel aki biasanya terjadi apabila; aki tidak di gunakan terlalu lama dan atau usia aki yang sudah tua.

3. Air Aki sudah jelek

Untuk ngecek ini mesti pake alat ukur namanya Hydrometer, ini adalah alat yg digunakan untuk mengukur berat jenis air aki, untuk aki normal berat jenis air aki harus mencapai 1,27 – 1,29kg/cm3. apabila di bawah itu maka harus di cas ulang atau di ganti air aki.

4. Pemakaian arus berlebihan

hal ini hanya di ketahui oleh si pemakai, biasanya komponen yang menyedot arus besar itu pada Klakson dan Lampu Rem.

5. Kebocoran Arus listrik

kebocoran arus listrik bisa di analisa dengan cara menggunakan AmpereMeter atau AVO meter, cara ngeceknya dlm kondisi mesin mati lepaskan kabel negatif dari baterai. Hubungkan jarum (+) amperemeter ke kabel massa dan jarum (-) amperemeter ke terminal (-) baterai.
Sementara kunci kontak pada posisi off, kemudian baca pada layar AVOmeter, maksimal kebocoran yang diperbolehkan adalah 0,1mA, bila melebihi itu maka kemungkinan ada hubungan singkat atau ada arus yang keluar secara diam-diam sehingga dlm keadaan mati arus listrik terus kesedot, biasanya ini terjadi bila Anda menggunakan lampu variasi, klakson variasi atau bisa juga alarm, solusinya ya di lepas saja tuh aksesoris yang bikin Aki ente tekor.

Jumat, 02 Maret 2012

MENGGUNAKAN AVO METER

AVO meter adalah alat ukur yang digunakan pada elektronika. AVO kepanjangannya adalah Ampere , Volet, Ohm. karena satu alat bisa digunakan untuk mengukur / memerika lebih dari satu satuan ukur maka banyak orang yang menyebutnya dengan MULTIMERER
Namun seiring perkembangan ,Otomotif sekarang banyak dilengkapi dengan komponen komponen yang menggunakan / memanfaatkan komponen elektronika. sehingga AVO meter menjadi bagian dari alat ukur yang harus dikuasai mekanik Otomotif.
Untuk membantu pemahaman tentang cara penggunaan AVO meter,para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi salah pakai dan akan merusak AVO meter tersebut.

Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO meter yaitu:
1. AVO meter Digital
2. AVO meter Analog/Moving coil

Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya,tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya,misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan Probe/kabel penyidik warna merah dan hitam.

Pada AVO meter Digital hasil Pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka (Digit) sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukan skala,sehingga untuk memperoleh hasil ukur,harus dibaca berdasarkan Range atau divinisi,AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada AVO meter Digital,namun ada juga mereka yang memilih AVO meter analog karena kegemaran belaka.

MENGGUNAKAN AVO METER ANALOG
Cara mengukur tegangan DC
  • Letakan selektor switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC
  • Pilih batas ukur (2.5,10,50,250,1000)dimana harus dipilih batas yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur,misalkan tegangan yang akan diukur 12v maka batas ukur yang harus dipilih adalah 50.
  • Tidak boleh memilih batas ukur yang lebih kecil,karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving Coil.
  • Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan,kabel merah disambungkan pada bagian positif dan kabel hitam disambungkan pada bagian negative,cara pemasangan seperti itu disebut hubungan paralel,Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik,maka jarum meter akan bergerak kekiri.
  • Baca papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti,cara yang paling tepat membaca adalah secara tegak lurus agar tidak terjadi kesalahan baca.
Cara mengukur tegangan AC
  • Letakan selektor switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC
  • Pilih batas ukur (10,50,250,1000) batas ukur yang dipilih harus yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur,misalkan tegangan yang akan diukur 220v maka batas ukur yang harus dipilih adalah 250,tidak boleh memilih batas yang lebih kecil karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan akan merusak moving Coil.
  • Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara paralel,untuk tegangan AC kabel merah dan hitam dapat bebas disambungkan pada sumber tegangan karena tegangan AC tidak mempunyai Polaritas (+/-).
  • Baca papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti,cara yang paling tepat membaca adalah secara tegak lurus agar tidak terjadi kesalahan baca.

Cara mengukur arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan,dimana rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara serie dengan beban,beban dapat berupa resistor,lampu atau lainnya.

  • Atur selektor switch (saklar pemilih) pada posis Arus DC
  • Atur posisi selektor pada batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur,batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak AVO meter,pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.
  • Hubungkan kabel secara serie dengan beban,beban dapat di serie pada kabel negative atau pada kabel positive,Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik,maka jarum meter akan bergerak ke kiri.
  • Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC sesuai posisi jarum.


Cara mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resisitansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam keadaan rusak atau baik,serta untuk menentukan berapakah nilai resistansinya,Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna coklat,hitam,merah dan toleransinya adalah emas,Artinya resistor tersebut mempunyai nilai 1000 ohm dengan toleransi 5%,maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih diantara kurang atau lebih 5% dari 1000,atau antara 950 sampai 1050 ohm.
  • Atur selektor switch pada posisi ohm
  • pilih batas ukur (range) apakah: x1,x10,x100,atau x1K (sesuaikan dengan nilai resistor)
  • Terlebih dahulu hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak kearah kanan dan dapat diatur supaya menunjukan pada skala maksimum dengan memutar tombol Zero adjust,maksudnya agar pembacaan meter dapat/sesuai dengan skala dan range yang dipakai.
  • mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada kedua kaki resistor secara paralel,dengan mengabaikan warna kabel....
  • Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti,dan kalikan pembacaan dengan batas ukur,Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur menggunakan x100 maka nilai resistor tersebut adalah 1000 ohm

Rabu, 24 November 2010

ECU (ELEKTRINIK CONTROL UNIT)




Dalam automotif, ECU adalah sebuah singkatan untuk Electronic Control Unit atau Unit kontrol elektronik yang berfungsi untuk melakukan optimasi kerjanya mesin kendaraan, kadang-kadang disebut juga sebagai Unit kontrol mesin.




Dalam suatu mobil dapat terdapat ditemukan beberapa ECU:













1. Kontrol injeksi bahan bakar yang berfungsi untuk mengendalikan penggunaan bahan
bakar
yang diinjeksikan serta besarnya udara kedalam ruang bakar sehingga penggunaan bahan
bakar kendaraan paling efisien,
2. Kontrol waktu pengapian yang berfungsi mengendalikan waktu/timing pengapian yang
disesuaikan dengan kecepatan dan medan yang dilalui.
3. Kontrol waktu katup yang berfungsi mengatur waktu /timing yang paling tepat untuk
membuka dan menutup katup pemasukan dan pembuangan

Minggu, 14 November 2010

MEMASANGA DUA KLAKSON PADA SATRIA FU

Berikut ini adalah artikel tentang penggunaan klakson standar dan klakson tambahan secara bergantian dengan memanfaatkan sebuah saklar selector (pemilih). Hasil akhir yang diharapkan adalah: pengendara dapat bebas untuk memilih salah satu dari dua klakson yang terinstall pada sepeda motornya.

Saya asumsikan bahwa klakson tambahan adalah klakson yang tidak standar dan membutuhkan arus listrik yang lebih besar dari klakson standar, sehingga klakson ini membutuhkan tambahan unit relay agar dapat maksimal bekerja. Untuk skema pemasangan relay klakson yang lebih terperinci harap membacanya terlebih dahulu pada artikel Pasang Relay Klakson.

Yang perlu disediakan

* Satu unit saklar 3 kaki dengan 2 posisi geser. Usahakan carilah saklar dengan dimensi yang tidak kecil, karena nantinya saklar ini akan menanggung beban arus listrik untuk klakson standar. Untuk penjelasan lebih lanjut, saklar ini akan saya ketik sebagai saklar selector.
* Kabel secukupnya. Pilih yang berukuran diameter sedang (diameter yang dimaksud adalah ukuran konduktor tembaganya, tidak termasuk bungkus karet isolatornya), patokannya: jangan lebih kecil dari semua kabel motor yang ada di balik batok lampu. Lebih besar lebih baik, tetapi terlalu besar pun akan menyulitkan pemasangan dan penyambungan kabel itu sendiri.
* Terminal colokan (sekun) jikalau diperlukan.
* Isolator (isolasi) untuk listrik, biasanya berwarna hitam dan kenyal, cocok untuk menutup sambungan kabel secara fleksibel dan rapi.
* Peralatan pendukung seperti: tang potong dan gunting. Akan lebih baik apabila tersedia solder dan timah untuk memperkuat sambungan terminal dan kabel.

Yang perlu diperhatikan

* Agar dapat lebih memahami skema dual klakson ini, Anda juga diwajibkan membaca dan memahami artikel Pasang Relay Klakson.
* Bagi brother yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman seputar kelistrikan, dapat menunjuk pihak lain misalnya mekanik BERES Suzuki untuk membantu pemasangan instalasi relay ini.



Tahap pemasangan

* Untuk instalasi kabel beserta terminalnya, penataan kabel oleh kabel tis, penggunaan isolator (isolasi), penyolderan timah, tidak akan dijelaskan disini karena dianggap sudah mengerti. Agar lebih mudah memahami, silakan menilik gambar skema yang sudah disediakan.
* Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari posisi peletakan saklar selector dengan syarat: mudah terlihat, mudah dijangkau oleh jari tangan, namun tidak mengganggu fungsi panel yang lain. Pencarian posisi ini penting sebagai patokan panjang kabel yang akan digunakan kemudian.
* Pada klakson standar, ada dua kabel yang terhubung padanya yaitu kabel berwarna orange dan kabel berwarna green (hijau). Cabutlah terminal kabel green (hijau) tersebut dari kaki klakson standar.
* Lalu pindah-hubungkan kabel green (hijau) ke kaki tengah pada saklar selector. Gunakanlah kabel tambahan apabila kabel green (hijau) ini tidak dapat cukup menjangkau saklar selectornya.
* Sementara itu, kaki klakson yang tadinya terhubung ke kabel green (hijau), sekarang menjadi kosong, alias tidak terhubung kemanapun. Hubungkan kaki ini ke salah satu kaki pinggir yang ada di saklar selector.
* Sampai tahap ini, kita bisa melakukan uji coba kelayakan kerja klakson standar. Geser kunci kontak ke posisi ON, lalu tekan saklar klakson pada stang kemudi sebelah kiri. jikalau klakson tidak berbunyi, geser saklar selector ke posisi yang lain, lalu tekan kembali saklar klakson pada stang kemudi, seharusnya klakson standar akan berbunyi. Jikalau tidak berbunyi, periksa kembali pekerjaan Anda sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, apabila pada pertama kali menekan saklar klakson dan ternyata klakson langsung berbunyi, geserlah saklar selector ke posisi yang lain, lalu tekan kembali saklar klakson, seharusnya klakson standar tidak akan berbunyi.
* Unit klakson kedua adalah klakson non standar yang bekerja dengan relay. Seperti terlihat pada gambar yang saya sertakan, kaki relay nomor 86 dihubungkan ke kaki pinggir saklar selector yang masih belum terpakai (belum terhubung kemanapun).
* Lakukan kembali uji coba seperti di atas. Geser kunci kontak ke posisi ON. Tekanlah saklar klakson pada stang kemudi sebelah kiri. Jikalau klakson standar yang berbunyi, geserlah saklar selector ke posisi yang lain, lalu tekan kembali saklar klakson, seharusnya klakson kedua akan berbunyi. Begitu juga sebaliknya.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Pada saat magnet permanen (dalam flywheel
magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti terlihat pada gambar disamping. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda
(A) ke katoda (K).
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api
yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan
waktu pengapian seperti pada sistem pengapian
konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja
lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor
melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan
cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk
memercikan bunga api pada busi.

SISTEM PENGAPIAN CDI

Capacitor Discharge Ignition (CDI)
merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer
digunakan pada sepeda motor
saat ini. Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik
dibanding sistem pengapian konven-sional
(menggunakan platina). Dengan
sistem CDI, tegangan pengapian
yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga proses
pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna
Dengan demikian, terjadinya endapan karbon
pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah).
Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian CDI dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah antara lain :
1. Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi secara otomatis
yang diatur secara
elektronik.
2. Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada breaker point (platina) sistem pengapian konvensional.
3. Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
4. Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap air dan
goncangan.

5. Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina tidak ada.

Senin, 25 Oktober 2010

Sekilas Tentang EFI
EFI adalah sistem karburator digital, menggantikan sistem Karburator manual yang banyak digunakan saat ini.
EFI sudah mulai diterapkan pada mesin sepeda motor perlahan tapi pasti.
Pada EFI terdapat ECU yang bertugas mengatur kondisi AFR ideal selalu tercapai, meski kondisi sepeda motor berubah-ubah.
Dengan tercapainya AFR ideal, maka pembakaran yang dihasilkan mesin dapat sempurna. Yang berakibat kadar buang gas beracun akan semakin berkurang atau tingkat polusi rendah.
Dengan EFI tenaga yang dihasilkan engine pun tetap optimum setiap saat.

KOMPONEN UTAMA EFI

ECU (Electrical Control Unit)
Pusat pengolah data kondisi penggunaan
mesin, mendapat masukkan/input dari sensor
sensor mengolahnya kemudian memberi
keluaran/output untuk saat dan jumlah
injeksi, saat pengapian.

Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.

Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).

Temperatur Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin
dingin membutuhkan BBM lebih banyak.

Inlet Air Temperatur Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan
masuk ke mesin, udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan
BBM lebih banyak.

Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan
masuk ke mesin, udara bertekanan (pada tipe sepedamotor
ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan) O2
lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU
kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada
dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM
lebih banyak.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran
mesin, putaran tinggi membutuhkan buka INJECTOR yang
lebih cepat.

Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya
langkah hisap yang membutuhkan buka INJECTOR.

Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran
udara, bukaan besar membutuhkan buka INJECTOR yang
lebih lama.

Fuel Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama
menyemprotkan BBM ke dalam mesin, membuka dan
menutup berdasarkan perintah dari ECU.

Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor,
memainkan gas di lampu merah dibanding kecepatan
90km/jam, buka INJECTOR berbeda.

Vehicle Down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor
Terjatuh dengan kondisi mesin hidup maka ECU akan
menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR,
untuk keamanan dan keselamatan.




Sensor-sensor pada ECU

















Skema EFI














PRINSIP KERJA EFI

Jumlah aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold diukur oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian bahan bakar dicampur dengan udara oleh fuel injector.
Fuel injector terletak di dalam intake manifold di belakang intake valve. Injector ini berupa solenoid elektrik yang dioperasikan oleh ECU. Kemudian data –data lain tentang kondisi mesin akan informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
ECU menggunakan serangkaian sensor untuk menentukan oksigen intake, outtake oksigen, tekanan manifold, kecepatan, tegangan, suhu dan posisi throttle untuk perhitungan yang akurat jumlah bahan bakar yang dibutuhkan.
ECU akan memberi sinyal ke injector dengan mengubah-ubah injector ground circuit on dan off bergantian.
ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan masuk ke dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap dibakar.
Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan 1 gram bensin dan disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara sekitar serta beban kendaraan. Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan dalam sistem karburator) telah dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui injektor elektronik.

Senin, 28 Juni 2010

Fungsi Sistem Pengisian

Photobucket

Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati. Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar baterai tetap terisi penuh.

Download Materi Sistem Pengisian klik disini

MOTOR STARTER

Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai penggerak mula dapat digolongkan antara lain :
1. Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
2. Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
3. Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
4. Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.

Photobucket

Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil, Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil, ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah).
Penggunaan motor seri ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat start dingin.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal start (tidak dapat dihidupkan).